Produksi dan pemasaran produk memang jadi nyawa utama dalam sebuah bisnis. Namun, jika tidak bisa mengatur cash flow usaha dengan baik, bisnis Anda mungkin mengalami kemerosotan tanpa disadari.
Singkatnya, cash flow alias arus kas adalah aliran uang masuk dan keluar yang tercatat dalam rekening bisnis Anda. Biasanya aliran uang tersebut dicatat dalam laporan bulanan bisnis online Anda.
Nah, cash flow adalah petunjuk pertama untuk mendeteksi kesehatan keuangan bisnis Anda. Jika uang masuk lebih besar daripada uang keluar maka bisnis Anda sedang berada dalam keadaan sehat dan positif. Sebaliknya, jika uang keluar lebih besar daripada uang masuk maka Anda harus mencari tahu apa penyebabnya, lalu memikirkan solusinya.
Sebagai pebisnis online, Anda perlu mempelajari cara memantau dan mengelola cash flow bisnis demi menjaga kelancaran fungsi bisnis Anda. Mengontrol cash flow penting demi menjaga keberlangsungan bisnis Anda.
Selain itu, mengatur cash flow juga dapat memastikan bahwa bisnis Anda profit dan berjalan dengan baik. Jika ingin sukses, Anda harus mengatur cash flow usaha untuk mendukung perkembangan bisnis.
Apa itu cash flow dan bagaimana cara kerjanya?
Ketika menjalankan sebuah bisnis, secara tidak sadar Anda mungkin hanya mendeteksi arus uang masuk. Padahal, arus uang keluar juga cukup besar dan harus diperhatikan.
- Uang masuk: Biasanya uang masuk datang dari konsumen yang menggunakan jasa Anda atau yang membeli produk Anda. Jika bisnis Anda menerapkan pembayaran tunda, pembelian tersebut akan dicatat dalam bentuk piutang.
- Uang keluar: Umumnya uang keluar adalah pembayaran atau pengeluaran untuk memproduksi barang atau layanan Anda. Anda juga perlu menghitung biaya sewa, pembelian bahan baku, dan pinjaman bulanan yang dicatat dalam utang usaha.
Terdengar sepele, tapi cash flow jadi salah satu masalah dalam bisnis yang baru mulai, khususnya dalam enam bulan pertama. Secara tidak sadar, Anda mungkin merasa banyak uang keluar tanpa perkembangan bisnis yang jelas.
Terlebih, Anda perlu memahami bahwa cash flow tidak sama dengan profit. Profit adalah keuntungan bersih yang Anda dapatkan, cash flow atau arus uang adalah jumlah keseluruhan yang yang tersedia dalam rekening bisnis Anda.
Masalah-masalah arus kas dalam usaha kecil menengah
Perlu Anda tahu, mengelola cash flow untuk bisnis kecil sama pentingnya dengan bisnis besar. Ukuran bisnis tidak begitu berpengaruh, mengelola arus keuangan sangatlah penting.
Bagi bisnis rumahan dan usaha kecil menengah, ada beberapa masalah yang mungkin muncul, di antaranya:
- Tidak memiliki uang tunai yang cukup. Bagi bisnis apa pun, uang tunai sangatlah penting dalam operasional usaha. Menurut aturan tidak tertulis, sebaiknya Anda memiliki uang tunai senilai tiga sampai enam kali modal.
- Bisnis tumbuh terlalu cepat. Jika bisnis Anda tumbuh terlalu cepat, Anda mungkin mendapati bahwa arus uang Anda tidak cukup untuk memenuhi tuntutan konsumen yang datang terus-menerus.
- Tidak melacak arus uang dengan tepat. Penting untuk mengetahui uang masuk dan uang keluar dalam bisnis Anda. Paling tidak catatlah sebulan sekali, jika bisa seminggu sekali juga lebih baik.
- Salah menentukan harga. Mengatur cash flow usaha Anda juga penting untuk menentukan harga produk atau jasa, jangan terlalu mahal, jangan pula terlalu murah.
- Terlalu cepat mengharapkan profit. Bisnis baru butuh waktu untuk mendapatkan profit, tidak bisa langsung. Mungkin setelah tahun pertama bisnis Anda bisa mendapatkan profit. Jika Anda tidak siap, mungkin Anda akan menghadapi masalah dalam arus keuangan.
- Mengabaikan biaya keluar (cost) yang terlalu besar. Bisnis berjalan dengan biaya operasional, ada banyak pos biaya yang dibutuhkan, seperti biaya gaji, biaya sewa, biaya perlengkapan, dan semacamnya. Jika tidak membaca cash flow, Anda mungkin tidak menyadari adanya pos biaya yang terlalu besar.
Mengatur cash flow usaha
Bagi pebisnis baru, Anda perlu berhati-hati mengontrol cash flow untuk mendukung perkembangan bisnis. Bahkan pebisnis lama pun perlu mempelajari ulang prinsip-prinsip dasar pengaturan uang.
Bagi Anda yang bergerak dalam bisnis online, yuk buat website anda di Berdu dan dapatkan kemudahan pencatatan keuangan. Anda bisa langsung mengecek mutasi berdasarkan tanggal, order, bahkan bisa memonitor beberapa rekening sekaligus.
Fitur mutasi di Berdu juga dapat memudahkan Anda untuk melacak order, cukup menggunakan kode unik. Misalnya, orderan A senilai Rp500.000 memiliki kode order 2020201010. Dengan kode tersebut, Anda bisa melacak aliran uang masuk berasal dari order yang mana. Setiap order memiliki kode unik, jadi Anda bisa dengan mudah melacak setiap pembelian dan pembayaran konsumen.
Selain itu, setiap transaksi yang tercatat di dalam mutasi juga bisa diberikan label atau kategori masing-masing, seperti Order, Pengeluaran Gaji, Pengeluaran Operasional, dll. Fitur ini akan memudahkan Anda pebisnis online untuk menghindari risiko masalah keuangan, khususnya dalam pencatatan arus uang masuk dan keluar.
Paling tidak, ada 6 tips mengatur cash flow usaha yang bisa Anda terapkan, di antaranya:
1. Monitor cash flow Anda secara reguler
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan monitoring dan pencatatan cash flow secara reguler. Sebaiknya pencatatan dilakukan minimal sebulan sekali.
Pencatatan tersebut bakal membantu Anda mendeteksi masalah dan mengatasi kekurangan keuangan. Dengan demikian, Anda bisa menjaga bisnis berjalan dan berkembang dengan baik.
Berdu dapat membantu Anda memonitor cash flow dengan lebih detail. Setiap pencatatan dilakukan secara otomatis, jadi Anda bisa menghemat waktu dan tenaga.
2. Potong biaya Anda
Laporan arus keuangan dapat Anda gunakan untuk menganalisis keuangan Anda. Dengan analisis yang tepat, Anda bisa mencari tahu pos-pos pengeluaran yang mungkin berlebihan dan bisa Anda pangkas.
Pos pengeluaran tersebut mungkin tidak terdeteksi, bisa jadi pembayaran sewa, pembayaran gaji, atau biaya pengiriman. Jika bisa dikurangi, cobalah untuk memotong biaya tersebut atau menegosiasikan ulang.
3. Beri tenggat pembayaran
Bagi Anda penyedia jasa dan produk hasil akhir, mungkin Anda terbiasa membiarkan pelanggan menunda pembayaran. Model pembayaran seperti ini memang wajar diterapkan dalam berbagai bentuk bisnis.
Nah, jika bisnis Anda menerapkan pembayaran tunda, sebaiknya tetap beri tenggat waktu agar pelanggan tidak terlalu santai. Anda juga bisa menawarkan diskon jika pembeli mau melunasi lebih cepat.
4. Utamakan uang tunai
Uang tunai adalah aset, terlebih jika Anda ingin bisnis Anda menghasilkan uang dengan cepat dalam perputaran sehat. Pembayaran tunai dapat membantu Anda menjaga arus keuangan dengan lebih baik.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba mendapatkan uang tunai dari pos-pos lain, misalnya dengan menyewakan alat-alat yang tidak dipakai atau menjual alat yang tidak lagi digunakan.
5. Coba sewa peralatan daripada beli
Jika Anda baru bersiap memulai bisnis, coba tekan pengeluaran sejak awal. Jangan mengeluarkan terlalu banyak uang untuk membeli peralatan dan membeli bahan baku.
Sebaiknya alihkan uang Anda untuk membeli bahan baku. Lalu, jika Anda membutuhkan peralatan, sebaiknya coba cari persewaan atau beli alat bekas yang masih cukup bagus.
6. Negosiasi pembayaran ke supplier
Lebih lanjut, Anda mungkin sudah berupaya mencari supplier yang menyediakan bahan baku dengan harga paling murah. Langkah tersebut tepat, tapi Anda juga perlu memperhatikan tenggat pembayaran.
Lebih baik bekerja sama dengan supplier yang menyediakan opsi pembayaran fleksibel. Jadi, jika memang perlu, Anda bisa menunda pembayaran bahan baku terlebih dahulu.
Yuk atur cash flow usaha Anda!
Nah itu dia 6 tips mengatur cash flow usaha untuk menjaga keberlangsungan bisnis Anda. Cash flow jadi salah satu faktor terpenting untuk keberlanjutan dan perkembangan bisnis.
Tidak perlu terlalu rumit, cukup mulai dengan pencatatan keuangan sederhana. Anda bisa mulai dengan mencatat setiap penjualan produk, lalu mulai menghitung pengeluaran di akhir bulan.
Setelahnya, perlahan-lahan lakukan pencatatan setiap sebulan sekali. Dengan demikian Anda mungkin bisa mendeteksi perkembangan dalam penjualan produk atau jasa dan melacak adanya masalah dalam pengeluaran.
Setelahnya, Anda juga bisa membuat laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan tersebut dapat memetakan biaya operasional, biaya pendanaan, dan biaya investasi. Semoga membantu ya!