8 Maret 2025 12:48 pm

Revenue vs Profit dalam Bisnis: Apa Bedanya dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Revenue vs Profit dalam Bisnis: Apa Bedanya dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Revenue dan profit adalah dua metrik utama yang menjadi indikator kesehatan finansial bisnis Anda. Dengan memahami kedua metrik ini, Anda dapat menganalisis laporan keuangan, mengelola arus kas, serta menyusun anggaran untuk bulan, kuartal, atau tahun berikutnya.

Revenue menggambarkan pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas bisnis, sedangkan profit adalah pendapatan bersih setelah dikurangi semua biaya operasional. Revenue bisa berasal dari berbagai sumber, seperti penjualan produk, biaya layanan, atau pendapatan dari properti.

Sebuah perusahaan bisa memiliki revenue yang besar, tetapi jika pengeluarannya melebihi pendapatan, maka tidak akan ada profit yang tersisa.

Memahami perbedaan antara revenue dan profit bisa jadi membingungkan, tetapi ini adalah hal mendasar yang harus dipahami oleh setiap pemilik bisnis. Kedua istilah ini sering kali digunakan secara bergantian, padahal sebenarnya memiliki makna yang berbeda.

Lantas, mana yang lebih penting bagi bisnis Anda?

Apa Itu Revenue?


Ilustrasi revenue
Gambar: revenue.io
Ilustrasi revenue Gambar: revenue.io

Revenue, yang sering disamakan dengan sales, adalah jumlah total uang yang diterima bisnis dari penjualan barang atau jasa kepada pelanggan.

Revenue dicatat dalam laporan laba-rugi bisnis. Laporan ini mencantumkan semua pemasukan dan pengeluaran untuk menghitung jumlah laba yang tersisa. Karena revenue selalu dicatat sebagai entri pertama dalam laporan laba rugi, istilah ini sering disebut sebagai top line.

Pendapatan yang diperoleh dari sumber selain operasi bisnis utama, seperti sewa atau investasi, biasanya tidak dimasukkan dalam revenue utama. Sebaliknya, pendapatan tersebut dikategorikan sebagai non-operating income dan dicantumkan lebih rendah dalam laporan laba rugi. Menyertakan pendapatan ini dalam revenue utama dapat memberikan gambaran keuangan yang menyesatkan bagi investor, pemberi pinjaman, atau auditor.

5 Klasifikasi Revenue


Revenue membantu bisnis memahami arus kas masuk, menjadi dasar dalam penyusunan anggaran, dan memungkinkan proyeksi pendapatan di masa depan. Berikut adalah beberapa jenis revenue yang umum digunakan:

1. Gross Revenue

Gross revenue, atau total revenue, adalah jumlah total uang yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa sebelum dikurangi pengeluaran apa pun.

2. Net Revenue

Net revenue adalah gross revenue setelah dikurangi retur atau diskon. Sebagian besar bisnis, terutama di sektor ritel, memasukkan retur dan diskon ini dalam laporan revenue utama.

Ilustrasi revenue meningkat
Gambar: hubspotusercontent
Ilustrasi revenue meningkat Gambar: hubspotusercontent

3. Operating Revenue

Dikenal juga sebagai operating income, ini adalah pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas utama bisnis, seperti penjualan produk atau layanan. Banyak perusahaan mencantumkan angka ini untuk membedakannya dari jenis revenue lainnya.

4. Non-Operating Revenue

Disebut juga non-operating income, revenue ini berasal dari aktivitas di luar operasi utama bisnis. Contohnya termasuk pendapatan dari penyewaan properti, hasil investasi, atau keuntungan satu kali dari penjualan aset. Revenue ini biasanya dilaporkan terpisah dalam laporan keuangan untuk kepentingan akuntansi dan perpajakan.

5. Recurring Revenue

Jenis revenue ini diperoleh secara berkala berdasarkan langganan bulanan atau tahunan, serta perjanjian pembayaran lainnya dengan pelanggan. Banyak bisnis e-commerce bergantung pada monthly recurring revenue (MRR) atau annual recurring revenue (ARR) untuk memastikan arus kas yang lebih stabil dibandingkan dengan penjualan satu kali atau musiman.

Apa Itu Profit?


Ilustrasi profit
Gambar: entail-assets.com
Ilustrasi profit Gambar: entail-assets.com

Profit adalah jumlah revenue yang tersisa setelah dikurangi semua pengeluaran. Faktor yang memengaruhi revenue bisnis, seperti kondisi ekonomi secara umum dan permintaan pasar terhadap produk Anda, juga dapat berdampak pada profit.

Dalam laporan laba rugi, berbagai jenis profit digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan. Istilah profit sering muncul dalam konteks gross profit dan operating profit.

4 Klasifikasi Profit


Profit dapat dianalisis pada berbagai level, tergantung pada jenis biaya yang dikurangkan dari revenue, di antaranya:

1. Gross Profit

Gross profit adalah revenue dikurangi cost of goods sold (COGS) atau biaya produksi barang dan jasa. Ini merupakan ukuran pertama dari profitabilitas, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam memproduksi atau menyediakan produk dan layanannya. Gross margin adalah persentase gross profit terhadap revenue.

2. Operating Profit

Operating profit adalah gross profit dikurangi biaya operasional, seperti sewa kantor, gaji pegawai tetap, dan biaya listrik. Profit ini juga sering dianalisis dalam bentuk profit margin, yaitu persentase operating profit terhadap revenue.

Ilustrasi profit bertambah
Gambar: virginia.edu
Ilustrasi profit bertambah Gambar: virginia.edu

3. Net Profit

Dikenal juga sebagai net income atau earnings, net profit diperoleh dengan menambahkan pendapatan non-operasional (seperti dividen dan keuntungan satu kali dari penjualan aset) ke operating profit, lalu dikurangi biaya non-operasional (seperti bunga utang, kerugian, dan pajak).

Net profit adalah indikator utama kesehatan finansial perusahaan karena mencakup semua biaya, menunjukkan jumlah yang benar-benar tersisa untuk pemilik dan investor.

Karena berada di bagian bawah laporan laba rugi, net profit sering disebut sebagai bottom line, dan merupakan metrik profit yang paling sering dikutip dalam laporan keuangan.

Bagi perusahaan publik yang memiliki pemegang saham, mereka juga melaporkan earnings per share (EPS), yang menunjukkan berapa besar bagian dari net profit yang diperoleh setiap lembar saham.

4. Other Profit


Beberapa ukuran profit lainnya termasuk:
  • Pretax profit, yaitu profit sebelum dikurangi pajak penghasilan.
  • Earnings before interest and taxes (EBIT), yang mengukur profit sebelum bunga dan pajak dikurangkan.
  • Earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA), yang memberikan gambaran lebih luas tentang kinerja perusahaan sebelum faktor biaya non-operasional dipertimbangkan.
Metrik-metrik ini memberikan wawasan lebih lanjut mengenai profitabilitas dan efisiensi operasional perusahaan.

Perbedaan Utama antara Revenue dan Profit


Jadi, apa saja perbedaan utama antara revenue dan profit? Berikut adalah beberapa poin penting:
  • Revenue dan profit sama-sama mengacu pada pendapatan bisnis, tetapi memiliki arti yang berbeda.
  • Revenue adalah uang yang diperoleh bisnis dari operasionalnya, seperti penjualan produk atau jasa.
  • Profit adalah uang yang tersisa setelah semua biaya operasional dan pengeluaran lainnya dikurangi dari revenue.
  • Keduanya memengaruhi keputusan bisnis, tetapi dengan sudut pandangnya berbeda.
  • Revenue memberikan pandangan tentang pertumbuhan bisnis dan permintaan pasar, sedangkan profit lebih mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
  • Revenue dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi dan tren industri.
  • Profit lebih banyak dipengaruhi oleh keputusan manajemen dalam mengelola biaya dan efisiensi operasional.
  • Perusahaan bisa memiliki revenue yang tinggi tetapi tetap mengalami kerugian (net loss) jika biaya operasionalnya terlalu besar.
  • Dalam laporan laba rugi, revenue disebut sebagai top line, karena berada di bagian atas laporan, sedangkan profit disebut bottom line, karena merupakan hasil akhir setelah semua biaya dikurangkan.

Cara Menghitung Revenue dan Profit


Ilustrasi perhitungan revenue dan profit
Gambar: Unsplash
Ilustrasi perhitungan revenue dan profit Gambar: Unsplash

Perusahaan menyusun laporan laba rugi dengan mencatat revenue terlebih dahulu, kemudian menguranginya dengan berbagai biaya hingga mendapatkan net profit. Berikut adalah langkah-langkah dalam perhitungan tersebut:

1. Menghitung Gross Sales (Penjualan Kotor)

Rumus: Total unit terjual × harga per unit

Gross sales dihitung dengan menjumlahkan seluruh penerimaan penjualan sebelum dikurangi diskon, pengembalian, atau potongan harga. Ini memberikan gambaran awal pertumbuhan bisnis sebelum mempertimbangkan biaya operasional dan pengeluaran lainnya.

2. Menentukan Net Revenue (Pendapatan Bersih)

Rumus: Gross sales – retur/diskon

Kurangi semua faktor yang mengurangi gross revenue, seperti diskon, pengembalian dana, atau retur barang. Angka ini menunjukkan jumlah pendapatan yang benar-benar diperoleh perusahaan dari penjualan sebelum memperhitungkan biaya lainnya.

3. Menghitung Gross Profit (Laba Kotor)

Rumus: Net revenue – biaya produksi (COGS)

Kurangi biaya produksi (cost of goods sold), seperti bahan baku, biaya manufaktur, dan tenaga kerja, dari net revenue. Ini mencerminkan jumlah uang yang tersisa setelah biaya produksi sebelum mempertimbangkan biaya administrasi atau operasional lainnya.

4. Menentukan Operating Profit (Laba Operasional)

Rumus: Gross profit – biaya operasional

Kurangi semua biaya operasional, seperti gaji karyawan, pemasaran, sewa, listrik, perawatan, dan pajak properti, dari gross profit. Angka ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

5. Menghitung Net Profit (Laba Bersih)

Rumus: Operating profit – (bunga + pajak)

Hitung total biaya bunga dan pajak yang harus dibayar dalam satu periode, lalu kurangi dari operating profit. Net profit mencerminkan seberapa sehat keuangan perusahaan atau bisnis online setelah semua kewajiban dan pengeluaran dikurangkan.
Ayo buat Website kamu sekarang!

Ingin mencari pengetahuan lain?

Ketik judul blog yang ingin kamu cari