Rasanya hampir semua pebisnis ingin menjual produk dengan margin keuntungan tinggi. Artinya, selisih antara biaya produksi dan harga jual di pasar cukup lebar, keuntungan yang didapat pun lebih besar.
Apa pun produk yang dijual, hal terpenting yang perlu dilakukan untuk mendapatkan margin profit tinggi adalah dengan mengontrol cost (biaya) sekaligus mencoba menentukan harga jual layak yang paling tinggi.
Katakanlah Anda seorang pengusaha kaus polos. Harga pokok penjualan atau HPP yang dikeluarkan dalam proses produksi satu kaus adalah Rp30.000. Lalu, anda memilih menjual satu kaus dengan harga Rp35.000. Artinya, Anda mendapatkan keuntungan Rp5000.
Dalam skenario lain, jika Anda menentukan harga jual satu kaus sebesar Rp60.000 artinya Anda mendapatkan keuntungan Rp30.000 untuk setiap kaus yang dijual. Ini adalah contoh perbandingan margin profit rendah dan margin profit tinggi.
Rumusnya sederhana.
Margin profit = harga jual - biaya produksi.
Meski begitu, praktik di lapangan tidak sesederhana itu. Anda tidak bisa bebas menentukan margin profit, sebab akan selalu ada kompetitor yang menawarkan harga lebih rendah. Jadi, mau tak mau Anda juga perlu menurunkan harga jual untuk mendorong penjualan produk.
Kenapa penting memilih margin profit tinggi?
Seharusnya mudah dipahami, semakin tinggi margin profit produk yang dijual, semakin besar keuntungan Anda. Namun, biasanya pebisnis sedikit ragu-ragu dalam menentukan harga jual produk.
Memang, umumnya produk dengan harga murah dan margin profit rendah memiliki catatan penjualan yang sangat tinggi. Misalnya produk dengan biaya produksi Rp10.000 dijual dengan harga Rp11.000. Mungkin angka penjualannya mencapai seribu produk.
Di sisi lain, produk dengan margin profit tinggi, yaitu biaya produksi Rp20.000 dijual dengan harga Rp50.000, tidak mencapai angka penjualan yang terlalu tinggi, mungkin hanya ratusan produk yang terjual.
Nah, jika hanya melihat angka produk yang terjual, Anda bisa terkecoh. Menilai bahwa produk pertama lebih untung karena lebih banyak produk yang terjual.
Anggapan tersebut tidak salah, tapi tidak selalu benar. Dalam skenario kedua, meski penjualan produk tidak terlalu tinggi, total keuntungan yang didapat bisa jadi jauh lebih besar karena margin profit yang tinggi.
Gampangnya, daripada susah payah bersaing dengan produk yang mengutamakan harga jual rendah, Anda juga bisa mencoba strategi lain, yaitu menjual produk dengan harga tinggi tapi dengan perbedaan kualitas yang jauh lebih tinggi pula.
5 jenis produk dengan margin profit tinggi
Memang tidak ada rumus pasti, setiap produk bisa saja dijual dengan margin profit tinggi. Namun, pelanggan biasanya jeli memperhatikan harga untuk kualitas yang mereka dapatkan.
Ada banyak pilihan produk dengan margin profit tinggi. Tentu tanpa menghitung produk-produk yang memang sudah punya branding mewah. Jika sudah bicara branding, hitungan margin profit tidak lagi baku.
Pasalnya, branding adalah faktor lain yang perlu dipertimbangkan dengan strategi tersendiri. Biaya produksi iPhone 14 Pro mungkin hanya sekitar Rp5 juta, tapi Apple bisa menjualnya dengan harga lebih dari Rp20 juta. Ini bukti bahwa branding adalah faktor lain yang berdiri sendiri dalam penentuan margin profit.
Nah, untuk Anda yang ingin mencoba menjual produk dengan margin profit tinggi meski tanpa mengutamakan branding, paling tidak ada lima jenis produk yang bisa dipertimbangkan. Apa saja?
1. Speciality products
Kategori produk ini cukup luas, mencakup aksesoris handphone, jam tangan, dan benda-benda koleksi seperti mainan atau photocard. Produk-produk jenis ini bisa diproduksi secara luas dengan biaya yang cukup rendah, lalu dijual dengan harga tinggi karena tuntutan pasar yang juga sangat tinggi.
Contoh sederhana adalah produk photocard idol K-Pop atau bintang musik dan aktor Korea Selatan. Jika diamati, biaya produksi dan kualitas foto tersebut terhitung rendah, tapi faktanya bisa dijual sampai harga ratusan ribu rupiah.
2. Dropshipping
Teknik penjualan dropship sudah ada sejak kemunculan bisnis online belasan tahun lalu dan masih terus ada sampai sekarang. Anda bisa mendapatkan margin profit tinggi dengan strategi dropship.
Caranya sederhana. Anda perlu mencari produsen tangan pertama untuk suatu produk, katakanlah jaket polos. Selanjutnya, Anda hanya perlu menjual dan mempromosikan produk tersebut di toko online Anda, tentu dengan harga yang sudah lebih tinggi.
Nah untuk setiap produk yang terjual, Anda tinggal menghubungi supplier tangan pertama tersebut untuk mengirimkan produk X ke alamat Y. Beres, Anda bisa untung besar tanpa memikirkan biaya produksi, biaya karyawan, dan biaya-biaya lain.
3. Children’s products
Seorang anak selalu punya tempat istimewa di hati orang tua. Bahkan, orang tua rela menahan diri untuk tidak membeli kebutuhan atau keinginannya demi membelikan sang anak mainan atau aksesoris lain.
Celah inilah yang bisa dimanfaatkan untuk berbisnis. Orang tua rela menghabiskan banyak uang untuk anaknya, entah itu membeli mainan, membeli pakaian, dan semacamnya. Jadi, jangan heran jika Anda melihat harga mainan anak yang sangat mahal tapi tetap laku keras.
4. Private label products
Jenis usaha ini sangat mudah ditemukan di China, misalnya di marketplace seperti Alibaba atau AliExpress. Gampangnya, Anda punya ide untuk memproduksi suatu produk, tapi setiap keperluan produksi dilakukan oleh pabrik atau produsen pihak ketiga.
Strategi ini membutuhkan branding yang kuat, sebab pada akhirnya yang membedakan produk Anda dengan produk lain adalah branding bisnis Anda. Misalnya, Anda memilih menjual tas sporty anti-air untuk pria.
Nah Anda perlu mencari produsen atau pabrik yang bisa membuat tas tersebut dengan harga murah. Selanjutnya, Anda tinggal menambahkan brand atau merek di tas tersebut, untuk membuatnya berbeda dari produk lain.
Biasanya, pabrikan tersebut juga menjual produk yang sama ke pihak-pihak lain, yang membedakan hanya branding dan strategi marketing yang Anda jalankan.
5. Collectible items
Terakhir dan yang paling menarik, Anda bisa memilih produk-produk koleksi alias collectible items. Biasanya, harga jual untuk produk koleksi memang sangat tinggi, tidak ditentukan oleh persaingan pasar, tapi oleh popularitas benda tersebut.
Collectible items adalah benda-benda yang memang dibeli untuk dikoleksi. Ada beberapa benda yang akan selalu jadi benda koleksi, tapi ada juga kasus benda koleksi musiman yang biasanya muncul dalam momen tertentu dalam waktu singkat.
Contoh yang paling gampang adalah uang kuno. Semakin kuno dan semakin langka uang tersebut, entah uang kertas atau uang koin, biasanya harga jualnya akan semakin tinggi Bahkan harga jual uang kuno bisa mencapai jutaan, melebihi biaya produksinya.
Selain uang kuno, ada beberapa contoh barang koleksi yang juga memiliki margin profit tinggi, di antaranya:
- Furniture antik
- Vinyl records
- Buku atau komik
- Mobil klasik
- Kartu / trading cards
- Mainan atau boneka
- Prangko
- Karya seni
- Perhiasan, dll.
Nah itu dia ulasan soal kenapa Anda perlu menjual produk dengan margin profit tinggi dan contoh 5 jenis produk yang dikenal dengan margin profit tinggi. Jadi, apakah ada contoh produk yang menarik perhatian Anda?