19 April 2024 2:57 pm

Tren Baru, Menggunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari (Search Engine)

Tren Baru, Menggunakan TikTok Sebagai Mesin Pencari (Search Engine)
TikTok sudah dikenal sebagai media sosial video-based yang paling populer saat ini. Menariknya, muncul tren yang lahir secara organik dari pengguna TikTok, yaitu menggunakan TikTok sebagai mesin pencari alias search engine.
Kemunculan dan perkembangan TikTok memang terkesan sangat cepat. Di Indonesia, TikTok mulai masuk pada tahun 2017, tapi tidak langsung populer seperti saat ini.
Popularitas TikTok mulai menanjak sejak awal tahun 2020 dan terus berlanjut sampai sekarang. Konten-konten TikTok juga mengalami pergeseran, awalnya dianggap remeh dan cringe, kini Anda bisa menemukan berbagai jenis konten, termasuk video edukatif.
Nah salah satu pergeseran menarik yang baru dimulai sekitar satu atau dua tahun terakhir adalah penggunaan TikTok sebagai mesin pencari. Menurut studi LinkedIn, sekitar 40% pemuda menggunakan TikTok untuk mencari kebutuhan mereka, misalnya ketika mencari kafe atau restoran.
Studi tersebut pun didukung oleh riset Adobe. Dikatakan bahwa TikTok adalah search engine nomor empat paling populer di dunia, hanya kalah dari YouTube, Bing, dan Google.
Anda sendiri mungkin pernah mengalaminya secara langsung. Ketika sedang membuka TikTok dan ingin mencari informasi terbaru, Anda memilih mengetik kata kunci di mesin pencari TikTok, tidak lagi membuka Google.
Tren ini sebenarnya jadi fenomena yang cukup menarik. Bagaimana bisa media sosial lantas digunakan sebagai mesin pencari? Apakah TikTok akan jadi The New Google? Yuk disimak selengkapnya!

1. Menggunakan TikTok sebagai mesin pencari


Ilustrasi pengguna TikTok
Gambar: Unsplash
Ilustrasi pengguna TikTok Gambar: Unsplash

Pengguna TikTok yang paling banyak berasal dari kalangan Gen Z, usia muda. Namun, bukan berarti kelompok usia lain tertinggal jauh. Faktanya, rentang usia pengguna TikTok cukup lebar, sampai usia 40-49 tahun.
Memang, konten utama TikTok tetaplah video dance dan video musik pop yang viral. Algoritma TikTok pun mendukung pengguna yang memang mencari hiburan, bukan mencari informasi atau konten edukasi.
Meski begitu, algoritma TikTok yang dikenal personalized ternyata memiliki keunggulan lebih. Pengguna TikTok bisa mencari informasi terbaru, cukup dengan mengetik kebutuhan mereka di kolom pencarian.
Tentu saja, Google masih jadi search engine nomor satu di dunia. Namun, Anda sendiri mungkin menyadari bahwa sekarang jika ingin belanja online, Anda bisa langsung mencari di aplikasi ecommerce.
Nah TikTok pun mengalami perubahan demikian. Sekarang, khususnya Gen-Z, sering menggunakan TikTok untuk berbagai fungsi, termasuk fungsi sebagai mesin pencari. Bahkan perkembangan TikTok ini diakui langsung oleh Google.
Beberapa waktu lalu, Prabhakar Raghavan, Google Senior Vice President, berkata demikian:
"Dalam studi kami, sekitar 40% anak muda tidak menggunakan Google Maps atau Google Search ketika mencari tempat untuk makan siang. Mereka menggunakan TikTok atau Instagram."

2. Fitur-fitur pencarian dalam TikTok


Fitur pencarian TikTok
Gambar: Lunio
Fitur pencarian TikTok Gambar: Lunio

TikTok, sebagai bagian dari algoritma, juga memiliki beberapa fitur-fitur pencarian yang mendukung. Fitur utama adalah in-app search bar yang berada di bagian atas interface aplikasi TikTok. Fitur ini bisa digunakan untuk mencari tren, topik, atau konten yang dibutuhkan pengguna.
Nah selain in-app search bar, ada beberapa fitur lain yang mendukung TikTok sebagai mesin pencari, di antaranya:

Discover page


Discover page di TikTok menampilkan rekomendasi yang dibuat personal berdasarkan minat, interaksi, dan riwayat penelusuran pengguna. Isi discover page umumnya adalah video yang sedang tren, rekomendasi video, dan konten-konten yang sudah dikurasi.

Pengguna TikTok juga dapat mencari hashtag untuk menemukan konten yang berkaitan dengan minat atau kebutuhan informasi pengguna. Menurut riset terbaru, algoritma TikTok mengutamakan relevansi dan popularitas konten. Jadi pengguna bisa dengan mudah menemukan konten yang sedang tren, biasanya disebut niche content.

Selain hashtag, pengguna TikTok juga bisa mencari konten menggunakan keyword alias kata kunci. Algoritma TikTok menganalisis teks, mulai dari caption video, profil pengguna, dan informasi teks lain untuk memberikan hasil pencarian yang paling relevan. TikTok sangat mendukung kata kunci seperti "cara membuat ..." dan semacamnya.

Satu hal yang mungkin membuat TikTok lebih unggul dari Google adalah soal tren. Media sosial adalah wadah terciptanya tren. Jadi, wajar jika hal-hal yang tren lebih dahulu ditemukan di TikTok. Khususnya jika Anda mencari hal spesifik di daerah tertentu, misalnya rekomendasi kafe di tempat Anda.

3. Bisakah TikTok geser Google?


Ilustrasi pengguna TikTok
Gambar: Search Engine Journal
Ilustrasi pengguna TikTok Gambar: Search Engine Journal

Tren menggunakan TikTok sebagai mesin pencari memang termasuk fenomena menarik. Artinya, pengguna merasa TikTok adalah media sosial yang intuitif dan interaktif, khususnya karena hasil pencarian yang muncul berupa video.
Format video inilah yang juga jadi kelebihan TikTok. Pengguna sekarang lebih suka menonton video daripada membaca teks. TikTok sangat unggul dalam hal ini, videonya singkat, mudah dicerna.
Karena itu, wajar jika pengguna mulai menggunakan TikTok sebagai mesin mencari. Bahkan TikTok mungkin bisa disebut sebagai mesin pencari visual. Masalahnya, sulit melihat TikTok bisa mengejar atau bahkan menyalip Google dalam beberapa tahun ke depan.
Google masih unggul terlalu jauh dan perlu diingat bahwa meski TikTok berkembang, Google pun mengalami perkembangan signifikan. Setahun terakhir, Google tampak fokus mengembangkan dukungan AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) di mesin pencari.

4. TikTok sebagai sumber pencarian berita


Kemudahan membuat dan mengupload konten di TikTok juga membantu pengguna yang ingin mencari berita. Anda bisa dengan mudah menemukan berita terbaru di TikTok, hanya dalam hitungan menit.
Distribusi berita di TikTok dikemas dalam format video pendek yang biasanya berdurasi 30-60 detik. Artinya, konten berita di platform ini pun mudah dikonsumsi dan lebih menarik.
Fitur ini sebenarnya sama seperti media sosial yang lain, seperti Facebook, Instagram, X (Twitter), dan YouTube. Namun, masalah yang dihadapi setiap media sosial itu pun masih sama, yaitu akurasi berita.
TikTok sendiri sudah berupaya membatasi penyebaran misinformasi, tapi tetap tidak semuanya bisa terjaring. Jadi, Anda sebagai pengguna juga harus melakukan verifikasi informasi kembali, pengecekan ulang secara pribadi.

5. Memaksimalkan TikTok sebagai mesin pencari


Ilustrasi penggunaan TikTok
Gambar: Pexels
Ilustrasi penggunaan TikTok Gambar: Pexels

Memang tidak semua informasi bisa ditemukan di TikTok. Seperti yang disinggung di atas, Google tetap mesin pencari nomor satu di dunia. Anda bisa menemukan jutaan informasi di Google.
TikTok mungkin tidak akan menggantikan Google. Namun, untuk kebutuhan pencarian tertentu, harus diakui bahwa TikTok memang lebih unggul daripada Google.
Riset Adobe merangkum tipe konten yang lebih banyak dicari oleh pengguna di TikTok, di antaranya:
  • Video tutorial
  • Review produk atau layanan
  • Kisah-kisah personal
  • Challenge yang sedang tren
  • Rekomendasi dari influencer
  • Panduan atau how-to
  • Q&A atau interview

Demikian ulasan singkat soal evolusi TikTok sebagai media sosial. Sekarang TikTok bukan lagi sekadar media hiburan. Pengguna TikTok pun memanfaatkannya sebagai mesin pencari
Evolusi ini seharusnya menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh pebisnis. Para digital marketer menyadari potensi TikTok yang belum dimanfaatkan sebagai alat untuk memenuhi search intent dari audiens mereka. Rata-rata, marketer mengalokasikan 15% anggaran pemasaran untuk pembuatan konten TikTok.
Ayo buat Website kamu sekarang!

Ingin mencari pengetahuan lain?

Ketik judul blog yang ingin kamu cari