Website multibahasa pada dasarnya adalah website atau situs yang menawarkan konten dalam berbagai bahasa, umumnya lebih dari satu bahasa. Misalnya, website Amerika Serikat memiliki versi bahasa Spanyol, Prancis, dan Italia.
Saat ini, situs multibahasa alias multi-language website lebih mudah ditemukan. Pasar global yang terbuka mendorong pebisnis untuk berlomba-lomba mendapatkan pengunjung sebanyak mungkin, dari seluruh dunia.
Tentu, desain website multibahasa harus dirancang sebaik mungkin, sesuai dengan panduan-panduan yang dianjurkan. Ingat bahwa website Anda akan diakses oleh pengunjung dari berbagai belahan dunia, jadi penting untuk memilih desain yang umum dan mudah dikenali.
Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan aspek budaya di masing-masing negara yang bahasanya Anda sediakan. Bahkan hal sederhana seperti pemilihan warna bisa diasosiasikan dengan makna berbeda di negara berbeda.
Nah, paling tidak ada 7 tips desain website multibahasa yang bisa Anda simak. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merancang website mutlibahasa yang baik. Yuk cek selengkapnya!
1. Pastikan fitur pergantian bahasa mudah ditemukan
Fitur terpenting dalam website multibahasa adalah tombol atau opsi drop-down pergantian bahasa. Anda harus memastikan bahwa opsi ini tersedia di homepage dan di halaman-halaman lain.
Pastikan pula bahwa fitur ini mudah ditemukan, tidak tersembunyi. Biasanya, fitur ini dipasang di bagian header atau footer halaman situs, jadi pengunjung bisa mudah melihatnya.
Selain itu, pastikan opsi bahasa yang tersedia ditulis menggunakan bahasa aslinya, bukan bahasa Inggris. Contoh, gunakan "Espanol" daripada "Spanish".
2. Biarkan pengunjung memilih bahasa yang mereka mau
Ada perbedaan antara situs multibahasa dan situs multiregional. Biasanya, situs-situs raksasa memaksa pengunjung untuk berganti regional, bukan hanya berganti bahasa.
Umumnya, situs-situs brand raksasa yang memaksa pengunjung mengganti regional. Jadi, pengunjung yang sebenarnya hanya ingin mengganti bahasa justru kesulitan, mereka harus mengganti regional sekaligus, dampaknya mungkin sampai ke level promosi khusus regional tersebut.
Strategi tersebut biasanya digunakan oleh brand-brand besar untuk memaksa pengunjung melihat konten khusus regional yang mereka pilih. Bagi Anda, akan lebih baik jika pengunjung dibiarkan bebas memilih bahasa yang mereka mau, tidak harus mengganti regional.
Anda juga harus berhati-hati jika menerapkan fitur auto-detect locations untuk menentukan bahasa. Misalnya, pengunjung yang mengakses situs dari Jepang dan situs multibahasa Anda otomatis melakukan deteksi dan menampilkan bahasa Jepang. Padahal, bisa aja pengunjung tersebut adalah orang Indonesia yang kebetulan sedang berada di Jepang.
3. Pilih template global untuk konsistensi
Bakal jadi masalah jika tampilan website Anda berubah setiap kali bahasa yang digunakan berbeda. Anda perlu menjaga konsistensi desain, termasuk menu dan elemen-elemen lain yang digunakan.
Ketika mendesain website multibahasa, Anda tentu menyediakan fitur pergantian bahasa, seperti yang disinggung di atas. Nah, Anda tidak bisa membatasi pengunjung yang tertarik menggonta-ganti bahasa, kasus semacam ini pasti terjadi.
Karena itu, Anda harus memastikan bahwa pengunjung yang melihat situs Anda dalam bahasa Inggris harus menemukan branding dan desain yang sama ketika mereka menggantinya dengan bahasa Jepang.
Ada kemungkinan pengunjung website Anda adalah orang yang menggunakan lebih dari satu bahasa, bilingual. Jadi, pastikan setiap konten, tema, elemen yang tersedia bisa diterjemahkan dengan tepat dengan desain yang konsisten.
4. Tantangan alih bahasa, perhatikan panjang teks
Tantangan berikutnya dalam mendesain website multibahasa adalah panjang teks yang berbeda-beda di setiap bahasa untuk kata atau kalimat yang sama. Artinya, Anda harus mempertimbangkan space yang tersedia untuk peralihan teks tersebut.
Ketika teks diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, panjang teks sumber dan teks terjemahan kemungkinan besar akan berbeda. Misalnya, bahasa Jepang dan bahasa China cenderung ringkas karena menggunakan aksara terkait yang biasanya cukup menggunakan dua karakter.
Anda bisa menyimak panduan dari W3C terkait terjemahan teks. Pada umumnya, semakin fleksibel desain layout situs, semakin baik jadinya untuk mengakomodasi terjemahan teks.
Contohnya, "views" dalam bahasa Inggris terdiri dari lima huruf, tapi ketika diterjemahkan menjadi bahasa Italia, "visualizzazioni" ada 15 huruf yang digunakan. Di bahasa Korea, "조회" hanya dua karakter yang digunakan.
Untungnya, ketika terkait paragraf teks, biasanya perubahan panjang karakter cenderung lebih kecil, tapi tentu masih ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan.
5. Pertimbangkan bahasa dari kanan-ke-kiri
Perlu diingat, tidak semua bahasa di dunia ini dibaca dari kiri ke kanan. Ada pula bahasa yang dibaca dari atas ke bawah atau dari kanan ke kiri, seperti bahasa Arab. Nah, Anda juga perlu mempertimbangkan perbedaan ini dalam mendesain.
Perbedaan penulisan teks dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri tentu berdampak luas, lebih dari sekadar penulisan. Anda juga harus mengubah posisi desain secara keseluruhan karena ada perbedaan kebiasaan pengguna.
Anda bisa mulai dengan melakukan mirror design, yaitu memindahkan elemen-elemen situs dari kiri ke kanan, termasuk fitur penting seperti scroll bar, task bar, menu bar, dan sebagainya.
6. Pilih gambar dan icon yang umum
Anda harus mempertimbangkan perbedaan kultur dan kebiasaan di berbagai belahan dunia, khususnya negara-negara yang bahasanya Anda sediakan di situs. Perbedaan kultur ini juga berpengaruh sampai ke pilihan gambar dan ikon.
Elemen visual seperti foto atau video memang jadi elemen terpenting sebuah website. Namun, pengunjung juga bebas menginterpretasikan elemen visual tersebut, mungkin aja mereka tersinggung.
Contoh sederhana, foto yang mungkin biasa diterima oleh audiens barat (western) mungkin bisa dianggap negatif di negara lain (eastern), termasuk di Indonesia. Hal yang sama juga berlaku untuk icon, warna, dan elemen visual lainnya.
Jadi, pastikan Anda memilih elemen visual yang bisa diterima oleh setiap kultur, agar pengunjung merasa nyaman saat mengakses situs Anda.
7. Penanggalan dan format lainnya
Di Indonesia, kita terbiasa dengan format tanggal hari-bulan-tahun, atau DD-MM-YYYY. Nah, tidak semua negara menggunakan format yang sama, Anda juga harus mempertimbangkan ini.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, format penanggalan yang umum digunakan adalah MM-DD-YYYY. Jadi Anda harus mengubah format tersebut untuk tampilan situs bagi pengunjung asal Amerika Serikat.
Prinsip sama juga berlaku untuk informasi yang mencakup panjang, berat, dan sebagainya. Negara seperti Amerika Serikat masih menggunakan imperial system. Mereka tidak menggunakan meter-kilometer dan gram-kilogram, tetapi kaki-mil dan pounds-stones.
Tips-tips tambahan lainnya
Nah demikian ulasan soal cara dan tips mendesain website multibahasa. Selain tujuh tips utama di atas, Anda juga bisa memaksimalkan situs multibahasa dengan beberapa anjuran tambahan di bawah ini.
- Gunakan URL yang berbeda untuk setiap versi bahasa, misalnya dengan mengubah domain untuk setiap versi bahasa (.id, .es, .it, .de)
- Pastikan Google mengenal versi bahasa yang berbeda dari situs tersebut. Google bisa mendorong situs Anda dengan memberikan label varian wilayah atau bahasa.
- Menargetkan konten situs ke negara tertentu. Anda dapat menargetkan situs atau konten untuk pengguna di sebuah negara yang menggunakan bahasa tertentu.