Jika Anda memiliki bisnis atau brand yang menerapkan strategi digital marketing, baik dalam social media campaign, search engine marketing, (SEM) atau memasang digital ads, seharusnya Anda perlu mempelajari dan memahami brand safety.
Brand safety dalam digital marketing atau digital ads berkaitan dengan melindungi reputasi brand Anda saat beriklan. Risiko utama brand dalam konteks periklanan online adalah ketika iklan Anda muncul bersama konten yang tidak pantas, dan audiens membentuk opini negatif terhadap brand Anda karena asosiasi dengan konten tersebut.
Risiko brand safety dapat terjadi dalam iklan yang dibeli dan dijual melalui proses otomatis (programmatic provider), Anda tidak dapat memprediksi dengan tepat di mana iklan Anda akan muncul. Selain itu, kemunculan iklan di media sosial juga terbilang rentan, sebab Anda tidak pernah tahu iklan Anda muncul bersamaan dengan konten lain yang mungkin sensitif.
Intinya, terkait proses atau pemilihan tempat Anda beriklan, bisa iklan desktop atau aplikasi seluler, tampilan atau video, media sosial, Anda perlu mengurangi risiko iklan Anda muncul bersama konten yang tidak sesuai untuk brand Anda.
Apa Perbedaan Antara Brand Safety dan Brand Suitability?
Konsep brand suitability masih terkait dengan brand safety. Brand safety adalah tentang menghindari konten yang tidak pantas dan audiens umumnya sepakat tentang apa yang termasuk dalam kategori tersebut.
Di sisi lain, brand suitability bersifat unik untuk setiap brand. Brand suitability adalah tentang mencocokkan iklan Anda dengan konten yang selaras dengan nilai, identitas, nada, dan kualitas subjektif khusus brand Anda.
Sebagai contoh, situs web yang menonjolkan kesan sangat santai dan humoris mungkin tidak cocok untuk menampilkan iklan dari perusahaan atau brand dengan nilai yang lebih serius. Iklan minuman beralkohol mungkin tidak cocok muncul di kanal YouTube yang banyak ditonton anak-anak.
Brand safety adalah tentang melindungi brand Anda dari risiko dan bahaya. Sementara brand suitability adalah tentang mendukung dan mengembangkan identitas brand spesifik Anda dengan memahami jenis konten yang sesuai dengan brand Anda, sambil menghindari asosiasi dengan konten yang tidak sesuai dengan brand Anda.
Apa Konten-Konten yang Aman dan Tidak Aman?
Sebelum melaksanakan strategi brand safety, Anda perlu mengetahui toleransi risiko brand Anda. Beberapa topik, seperti pornografi, terorisme, dan misinformasi, jelas merupakan hal yang tidak boleh dilakukan untuk pembuatan konten dan penempatan iklan.
Sebenarnya ada panduan umum mengenai topik-topik yang sebaiknya dihindari, tercatat dalam The Global Alliance for Responsible Media (GARM). Berikut adalah beberapa kategori konten atau topik yang mungkin perlu dihindari brand Anda:
- Konflik militer.
- Pornografi.
- Narkoba.
- Tembakau.
- Dewasa.
- Senjata.
- Kejahatan.
- Kematian/cedera.
- Pembajakan online.
- Ujaran kebencian.
- Terorisme.
- Situs spam/berbahaya.
- Berita palsu.
Tentu, daftar di atas mungkin tidak bisa diterapkan untuk semua brand. Misalnya, brand yang menjual rokok elektrik atau vape kemungkinan besar tidak bisa menghindari kategori tembakau.
Meski begitu, brand yang bergerak dalam kategori bahaya di atas perlu menyadari batasan spesifik yang diterapkan pada strategi periklanan mereka. Dalam beberapa kasus, hukum atau peraturan industri menentukan konten yang aman. Pedoman monetisasi platform media sosial juga ikut berperan.
Mengapa Brand Safety Penting?
Brand safety penting bagi pengiklan karena sejumlah alasan. Intinya, brand safety melindungi pengiklan dari kemungkinan iklan mereka ditempatkan di dekat atau bahkan bersamaan dengan konten yang tidak sesuai atau merugikan, yang dapat merusak reputasi mereka.
Brand safety juga penting untuk memastikan iklan tidak ditempatkan di situs yang cenderung menghasilkan klik palsu, yang dapat merugikan efektivitas kampanye dan membuang anggaran iklan. Berikut beberapa alasan brand safety penting dipertimbangkan:
- Melindungi Reputasi Brand: Penempatan iklan yang buruk merusak persepsi brand.
- Membangun Kepercayaan Pelanggan: Iklan yang tidak aman mengikis kepercayaan, yang sulit untuk dipulihkan.
- Dampak Finansial: Iklan yang salah tempat membuang-buang anggaran dan merusak penjualan.
- Risiko Hukum: Iklan yang tidak pantas dapat mengakibatkan sanksi hukum.
- Keterlibatan Audiens: Konteks iklan yang buruk menurunkan keterlibatan dan return of investment.
- Keunggulan Kompetitif: Brand safety yang kuat mendukung membangun loyalitas brand dan membantu Anda memenangkan persaingan dengan kompetitor.
- Konsistensi Global: Memastikan keamanan di seluruh pasar meskipun terdapat perbedaan budaya/hukum.
- Pencegahan Krisis: Brand suitability dan manajemen konten yang tepat menghindari bencana PR.
- Tanggung Jawab Sosial: Mendukung praktik etis melalui pilihan iklan.
- Kemitraan: Brand yang andal menarik kolaborasi yang lebih baik.
Cara Membangun Kampanye yang Aman untuk Brand
Langkah-langkah untuk menjaga brand safety sangat penting guna melindungi reputasi dari risiko terasosiasi dengan konten yang tidak aman. Praktik-praktik terbaik ini sebaiknya menjadi bagian dari strategi periklanan Anda secara berkelanjutan.
1. Tentukan Kebutuhan Keselamatan dan Kesesuaian Brand Anda
Untuk melindungi brand saat beriklan, Anda perlu menetapkan prioritas utama terkait keselamatan dan kesesuaian brand. Meskipun ada konten yang secara umum dianggap tidak aman untuk brand, sejumlah risiko mungkin memiliki tingkat prioritas yang berbeda bagi setiap brand.
Sebagai contoh, konten yang berhubungan dengan alkohol mungkin tidak sesuai untuk beberapa brand, tetapi bagi brand alkohol, konten semacam ini mungkin tidak menjadi masalah.
Dengan mengidentifikasi prioritas ini, Anda bisa memusatkan perhatian pada hal-hal yang paling penting bagi brand Anda.
2. Lakukan Riset Sebelum Mengikuti Tren Media Sosial
Sebelum ikut serta dalam tren media sosial apa pun, pertimbangkan apakah tren tersebut sesuai dengan nilai-nilai brand Anda. Bagaimana sentimen yang terkait dengan tren tersebut? Apakah hashtag yang digunakan terlalu berisiko?
Riset membantu Anda memahami tren, hashtag, brand, dan peristiwa yang sedang berkembang di seluruh dunia, sehingga Anda dapat memastikan bahwa tren tersebut aman bagi brand Anda sebelum terlibat lebih jauh.
3. Ikuti Panduan yang Diatur Industri
Pastikan iklan Anda mematuhi peraturan industri yang dapat berbeda-beda di setiap negara. Platform media sosial pasti menyediakan panduan keselamatan brand yang memungkinkan Anda mengontrol jenis konten yang tampil bersamaan atau di dekat penempatan iklan Anda, di antaranya:
- Meta (Facebook, Instagram): Ada fitur, Brand Safety Hub yang menawarkan pengaturan keselamatan brand seperti filter inventaris, daftar blokir penerbit dan konten, pengecualian topik dan jenis konten, serta daftar konten yang diizinkan. Anda juga dapat membuat pengaturan iklan individual menjadi lebih ketat.
- X (Twitter): Anda bisa mengecualikan hingga 4.000 kata kunci negatif dan 2.000 akun negatif, serta lokasi iklan tertentu. Untuk kampanye video, Anda dapat mengecualikan kategori atau akun tertentu.
- TikTok: Pilih tingkat risiko filter inventaris untuk penempatan iklan, dan kecualikan kategori seperti perjudian atau konten untuk remaja, serta konten vertikal yang tidak sesuai dengan brand Anda.
4. Pantau Kampanye Iklan Anda Secara Real-Time
Monitoring secara real-time berarti memproses dan mengukur data saat data tersebut masuk ke basis data. Harapannya, Anda dapat mendapatkan informasi dan membuat keputusan dengan cepat, membantu bisnis merespons tanpa penundaan.
Berdasarkan data terbaru, Anda dapat menyesuaikan strategi secara langsung—baik dengan mengubah iklan, mengalokasikan ulang anggaran, atau memperbaiki pesan yang disampaikan.
Memanfaatkan informasi real-time dapat membantu Anda mendeteksi sumber komentar negatif, melihat kemungkinan respons sentimen, serta memantau kampanye Anda secara langsung
5. Pertahankan Keselamatan Brand sebagai Prioritas Utama
Ingat, brand safety bukanlah hal yang selesai dalam satu waktu, melainkan proses yang berkelanjutan. Brand harus secara rutin menilai ancaman potensial terhadap keselamatan mereka.
Perbarui daftar konten yang aman dan tidak aman bagi brand Anda secara teratur. Pantau persepsi terhadap brand Anda dan lakukan riset terhadap audiens untuk memastikan Anda memahami bagaimana mereka memandang reputasi dan nilai-nilai Anda.