Mengaktifkan fitur cash on delivery (COD) atau bayar di tempat bukanlah pilihan mudah. Sebagai penjual, tentu Anda sudah mempertimbangkan risiko tinggi penggunaan fitur tersebut.COD seharusnya mudah dan sangat membantu pembeli. Dengan fitur COD, pembeli yang tidak memiliki rekening atau yang lebih suka menggunakan uang tunai masih bisa membeli produk di marketplace.
Memang tidak semua marketplace menyediakan fitur COD. Anda sebagai penjual juga harus memenuhi beberapa syarat untuk mengaktifkan fitur tersebut.
Nah mungkin Anda sudah menyadari bahwa fitur COD memiliki beberapa kekurangan. Di Indonesia, sebagian pembeli belum benar-benar memahami konsep COD, khususnya terkait pengembalian barang. Meskipun banyak ekspedisi yang menawarkan layanan gratis biaya retur, jika paket dikembalikan, penjual tetap harus menanggung ongkos pengiriman barang.
Lantas, sebagai penjual, apa yang perlu Anda lakukan supaya pengiriman COD tidak sampai retur? Yuk disimak!
Apa itu COD?
COD adalah metode pembayaran yang dilakukan secara langsung setelah pesanan dari kurir diterima oleh pembeli di tempat. Dengan demikian, pembeli dapat menggunakan uang tunai dan menitipkannya ke kurir.
Konsep COD sebenarnya berawal dari kebiasaan interaksi penjual dan pembeli di platform media sosial sebelum maraknya marketplace seperti sekarang. Contohnya di Facebook, salah satu media sosial paling populer.
Pada masanya, penjual di Facebook biasa berinteraksi langsung dengan calon pembeli. Jika mereka berada di kota yang sama atau berada di daerah yang sama, ada kemungkinan mereka bisa melakukan transaksi COD.
Nah saat COD berlangsung, pembeli bisa melihat kondisi barang yang dijual terlebih dahulu. Biasanya penjual mengizinkan barang dilihat-lihat dan diperiksa terlebih dahulu. Jika pembeli cocok, transaksi akan terjadi. Jika tidak cocok, ada kemungkinan transaksi batal.
Masalahnya, konsep COD yang diterapkan di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia maupun di non-marketplace sedikit berbeda. Dalam dua platform tersebut, COD adalah salah satu opsi pembayaran, tapi penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung.
Kedua pihak dihubungkan dengan jasa kurir dan konsep COD sedikit berbeda. Pembeli tidak boleh membuka dan memeriksa barang dan langsung mengembalikannya ke kurir.
Pembeli memang masih bisa mengembalikan barang, tapi harus menggunakan prosedur yang sudah disediakan. Artinya, barang tidak bisa dikembalikan langsung ke kurir yang sama.
Masalah-masalah dan kasus COD
Fitur COD seharusnya sangat membantu, tapi jika tidak digunakan dengan benar, ada beberapa masalah COD yang biasa terjadi. Masalah yang paling umum adalah karena pembeli tidak benar-benar memahami konsep COD.
Berikut beberapa masalah COD yang biasa terjadi:
- Pembeli tidak memahami konsep COD. Biasanya dalam kasus ini pembeli ingin membuka barang di depan kurir dan ingin mengembalikannya jika merasa tidak cocok.
- Solusinya: Buat peraturan dan penjelasan skema COD yang jelas lalu kirim via SMS/WA ke pembeli. Minta pembeli melakukan konfirmasi untuk memastikan barang tidak retur.
- Pembeli merasa ditipu karena tidak memahami prosedur pengembalian barang COD. Biasanya dalam kasus ini pembeli ingin mengembalikan barang yang sama menggunakan kurir yang sama.
- Solusinya: Buat mekanisme pengembalian barang yang jelas jika memang barang tidak cocok. Jelaskan aturan yang Anda pilih, misal ongkir ditanggung pembeli atau dibagi 50% dengan penjual.
- Nomor pembeli tidak bisa dihubungi dan alamat tidak ditemukan.
- Solusinya: Sebelum mengirim barang, coba cek ulang kesediaan pembeli dengan SMS/WA. Jika pembeli sudah memberikan konfirmasi, baru jalankan pesanan dan kirimkan barang.
- Pembeli tidak sengaja checkout barang yang sama sampai dua kali. Artinya, ada kemungkinan dua paket yang sama sampai ke tujuan, berarti salah satu akan diretur.
- Solusinya: Cek ulang setiap order yang masuk, jika ada pesanan dengan alamat yang sama lebih dari satu kali, lakukan konfirmasi ulang ke pembeli.
- Lokasi pembeli terletak di pedalaman atau jauh dari pemukiman. Biasanya dalam kasus ini harga ongkir jauh lebih mahal daripada harga barang.
- Solusinya: Sebelum mengirim barang, hubungi pembeli untuk mendapatkan konfirmasi terkait harga ongkir. Jika pembeli masih mau, pastikan dia tidak akan mengembalikan barang tersebut. Perlu diingat, jika pembeli keberatan dan tetap mau mengembalikan barang, ongkos kirim tetap menjadi kewajiban yang harus dibayarkan oleh penjual kepada pihak kurir.
- Risiko barang rusak dan pembeli tidak mau membayar.
- Solusinya: Anda harus menjalin kerjasama dengan pihak jasa kirim untuk memastikan bahwa kemungkinan kerusakan barang saat pengiriman akan ditanggung oleh pihak jasa kirim.
- Barang diambil sebagian, biasanya pembeli memesan beberapa item untuk COD tapi hanya mau menerima sebagian barang, sebagian lain dikembalikan.
- Solusinya: Pastikan pembeli memahami bahwa tidak ada opsi pengembalian barang dengan skenario demikian. Pembeli harus benar-benar memahami bahwa pembelian COD tidak berbeda dengan pembelian non-COD.
- Rugi waktu packing dan kirim produk.
- Solusinya: Pastikan Anda memperhitungkan biaya kemasan atau packing ke dalam HPP. Dengan demikian, jika barang sampai ditolak dan dikembalikan, Anda tidak akan rugi biaya kemasan.
- Barang terlalu lama karena pengiriman bolak-balik. Dalam kasus COD bodong, biasanya kurir tidak bisa menemukan alamat dan akan mencoba beberapa kali mengirimkan barang.
- Solusinya: Minta data diri yang jelas dari pembeli, bisa dengan foto kartu identitas. Seharusnya tertera alamat yang jelas dalam kartu identitas tersebut.
- Pembeli merasa tidak puas dengan barang yang dia terima karena tidak sama dengan foto atau deskripsi.
- Solusinya: Foto produk dengan jelas dan detail, sertai dengan informasi yang lengkap. Hindari penggunaan efek tambahan pada foto supaya warna atau detail produk tidak berubah.
- Miskomunikasi di pihak jasa kirim. Ada kemungkinan pembeli merasa sudah membayar tapi pihak jasa kirim mengaku belum menerima pembayaran.
- Solusinya: Jalin perjanjian kerjasama yang detail dengan pihak jasa kirim untuk mengurangi risiko masalah yang mungkin terjadi.
Bagaimana agar pengiriman COD tidak retur?
Seperti yang disinggung di atas, sebagian besar masalah COD adalah karena pembeli tidak benar-benar memahami konsep transaksi tersebut. Sebab itu, cara untuk memastikan COD berjalan lancar adalah dengan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya.
Ini dikarenakan kerugian akibat retur COD ditanggung oleh penjual. Meskipun banyak kurir yang menawarkan layanan gratis biaya retur, namun ongkos pengiriman awal tetap harus dibayarkan oleh penjual jika paket dikembalikan.
Supaya tidak boncos, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memastikan agar pengiriman COD tidak dikembalikan atau diretur, di antaranya:
- Tulis informasi dan instruksi sejelas mungkin, khususnya di bagian deskripsi barang.
- Tentukan batas minimal transaksi untuk menggunakan fitur COD.
- Pastikan tarif pengiriman masih dalam batas wajar, jangan sampai melebihi nilai barang yang dijual. Karena meskipun barang diretur, penjual tetap harus membayarkan ongkos kirim barang tersebut ke kurir.
- Tambahkan langkah verifikasi ekstra. Misalnya pembeli harus mengunggah foto kartu identitas untuk menggunakan fitur COD.
Syarat menggunakan COD
Sebagai penjual, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebelum mengaktifkan fitur COD. Tentu setiap platform berbeda-beda, ada beberapa syarat yang perlu Anda penuhi.Berikut beberapa syarat lengkap penggunaan fitur COD di berbagai marketplace:
- Tokopedia (klik di sini)
- Shopee (klik di sini)
- Bukalapak (klik di sini)
- Blibli (klik di sini)
Ada cara lain untuk menggunakan fitur COD tanpa harus membuka lapak di marketplace. Perlu Anda tahu, Anda juga dapat membuat sistem COD tersendiri jika Anda memiliki website yang untuk mendukung penjualan produk Anda. Jika memiliki website sendiri, Anda bisa menjalin kerjasama langsung dengan pihak jasa kirim seperti Sicepat, SAP, IDExpress, Ninja Express, dan JX. Tentunya ada beberapa syarat yang perlu Anda penuhi, coba klik di sini.
Kerjasama tersebut diperlukan supaya Anda dapat menghindari kemungkinan masalah COD dan agar pengiriman COD tidak retur. Buat website Anda di Berdu.id dan lakukan pengiriman produk COD tanpa marketplace yang lebih aman dan menghindari kemungkinan retur dari pembeli.
Dengan membuat website di Berdu, Anda juga akan mendapatkan bantuan pengawasan dan kerjasama dengan berbagai kurir. Artinya, Berdu sudah menjalin kerjasama dengan berbagai kurir untuk pengiriman COD tanpa marketplace, Anda tinggal memanfaatkan keuntungan yang tersedia.
Buat website Anda sendiri!
Yang tak kalah penting, jika Anda ingin memastikan agar fitur COD berjalan sebagaimana mestinya, sebaiknya Anda membuat website tersendiri dan merancang skema COD yang lebih aman.
Berdu dapat membantu Anda membuat website sesuai dengan kebutuhan Anda. Selain itu, Berdu juga akan menghubungkan Anda dengan pihak jasa kirim atau ekspedisi untuk membangun kerjasama baik.Dengan menggunakan website sendiri, COD akan jauh lebih aman dan risiko retur akan berkurang. Anda juga dapat menghindari risiko penipuan karena pembeli harus mengunggah foto identitas diri.