Apa itu Product Development? Baik bisnis besar maupun bisnis rumahan, tahapan ini sangatlah penting dan perlu dilakukan untuk menciptakan produk yang ideal dan tepat sasaran.
Seperti yang Anda tahu, produk adalah komoditas utama sebuah bisnis, entah itu bisnis di bidang penjualan barang atau penyedia layanan. Produk yang bagus akan membuat konsumen tertarik membeli dan kembali untuk kesekian kalinya.
Jika Anda coba membaca kisah-kisah bisnis internasional, Anda mungkin mengenali pola menarik dalam proses terciptanya suatu produk. Contohnya kisah Apple dalam menciptakan iPhone yang berasal dari keresahan Steve Jobs.
Masih ada banyak cerita lainnya dan hampir semua memiliki kemiripan dalam proses kreasi produk akhir. Tentu bukan hanya tahapan kreasi yang penting, proses distribusi juga tidak kalah penting.
Proses menciptakan suatu produk dikenal dengan istilah product development. Ada beberapa hal penting yang perlu dipenuhi, seperti riset, manajemen produk, dan pengujian.
Perlu diingat, produk yang dimaksud bukan hanya barang kasatmata yang terlihat secara konkret. Jika usaha Anda di bidang media, produk Anda bisa mencakup konten atau semacamnya. Jika Anda bergerak di bidang penyedia jasa, produk Anda adalah layanan tersebut.
Pada dasarnya, produk development adalah proses mengolah ide menjadi produk konkret yang siap dijual. Proses ini mungkin berbeda-beda tergantung industri, tapi pada dasarnya ada tujuh tahap yang perlu dilalui.
Nah apa saja tujuh tahap product development yang dimaksud? Yuk disimak!
1. Idea generation
Proses pengolahan ide bisa jadi tahap yang paling lama. Biasanya, entrepreneur terlalu lama mempertimbangkan opsi demi menciptakan produk sempurna.
Anda pun mungkin pernah merasa demikian, bahwa ide A kurang ini dan itu, bahwa ide B sebaiknya begini dan begitu. Perlu Anda tahu, sebagian besar produk bagus diciptakan dari hasil mengamati produk yang sudah terlebih dahulu ada.
Oleh sebab itu, untuk membantu Anda dalam proses pengolahan ide produk, Anda bisa coba menggunakan kerangka berpikir model SCAMPER berikut ini:
- Substitute (Contoh: Mengganti bulu angsa dengan bulu sintetis)
- Combine (Contoh: Case HP beserta power bank)
- Adapt (Contoh: Bra untuk menyusui)
- Modify (Contoh: Sikat gigi elektrik dengan desain yang lebih ramping)
- Put to another use (Contoh: Bantal memory-foam)
- Eliminate (Contoh: Membuang headphone jack pada iPhone untuk merampingkan bodi)
- Reverse/Rearrange (Contoh: Tas khusus untuk jas yang membuatnya tidak kusut)
Dengan mempertimbangkan opsi dalam poin-poin tersebut, Anda bisa menemukan ide pembuatan produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada. Ingat, produk terbaik adalah yang bisa menyelesaikan masalah konsumen.
2. Market Research
Begitu memiliki ide produk yang matang, Anda tidak perlu terburu-buru melakukan produksi. Ide Anda perlu diuji terlebih dahulu, dalam tahap inilah riset pasar atau market research diperlukan.
Riset penting untuk mendapatkan validasi produk Anda. Dengan demikian, Anda bisa memastikan bahwa produk Anda akan dibeli dan digunakan oleh konsumen, jadi Anda tidak akan membuang-buang waktu, sumber daya, dan tenaga.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan validasi ide produk Anda, di antaranya:
- Coba lemparkan ide produk Anda di forum-forum online atau kepada target market Anda secara keseluruhan
- Buat survei online untuk mendapatkan feedback
- Lakukan test marketing, yaitu bagikan ide Anda kepada kelompok kecil target market
- Lakukan riset market demand, Anda bisa menggunakan Google Trends
Ada banyak cara untuk menguji ide Anda. Ingat bahwa Anda perlu mendapatkan feedback atau saran dan masukan yang bebas dari bias. Anda perlu tahu apakah audiens tersebut mau membeli produk Anda.
3. Planning
Mungkin terdengar merepotkan, tapi tetaplah penting merencanakan setiap tahap pembuatan produk sebelum Anda memulai proses produksi. Anda mungkin membutuhkan roadmap yang jelas untuk membantu proses pembuatan produk.
Jika anda menjual barang, Anda perlu merencanakan setiap detail dengan jelas. Buat sketsa kasar mengenai fitur-fitur produk Anda dan elemen apa saja yang dibutuhkan.
Hal serupa juga diperlukan jika Anda menyediakan jasa atau layanan online. Perhatikan setiap elemen produk, hal-hal yang perlu disediakan, dan fitur-fitur unggulan untuk memanjakan konsumen.
4. Prototyping
Tahap ini mungkin lebih dibutuhkan oleh penyedia barang atau layanan online. Prototyping adalah tahap membuat model mula-mula dari suatu produk, tentu nantinya bisa dikembangkan lagi.
Katakanlah Anda menjual produk Roti Kopi, tentu Anda perlu membuat produk roti dengan rasa yang ideal dan bisa menjaga level rasa tersebut di setiap proses produksi.
Nah, pada awalnya Anda mungkin harus mencoba beberapa kali sampai menemukan kriteria produk yang Anda inginkan, mulai dari rasa, tekstur, ukuran, bentuk, dan semacamnya.
Tahap ini menarik, tapi mungkin bisa berlangsung panjang. Anda bebas bereksperimen, mencoba beberapa opsi sampai menemukan produk final yang memuaskan.
5. Sourcing
Jika Anda sudah puas dengan prototipe produk awal Anda maka waktunya Anda menentukan sumber daya yang diperlukan, baik itu sumber daya barang maupun sumber daya manusia.
Kembali ke contoh produksi Roti Kopi di atas, Anda tentu sudah menentukan merek-merek bahan yang digunakan dalam prototipe, misalnya merek tepung yang digunakan, merek butter, merek susu, dan lain-lain.
Nah, Anda perlu memastikan bahwa pasokan bahan-bahan tersebut aman dan mudah didapat. Lebih lanjut, Anda mungkin perlu melakukan riset pasar untuk menemukan supplier yang menawarkan harga termurah, jadi biaya produksi bisa ditekan.
Menemukan supplier yang tepat penting bagi Anda untuk menjaga kelancaran produksi begitu produk Anda dilepas ke konsumen nantinya.
6. Costing
Tahapan berikutnya yang tidak kalah penting adalah menentukan biaya (cost) produksi produk Anda. Dalam tahap ini, penting untuk membuat perhitungan secara rinci agar Anda tidak sampai merugi.
Coba mulai dengan membuat tabel untuk setiap biaya yang dikeluarkan dalam produksi produk. Anda juga perlu mencatat setiap harga bahan baku yang digunakan.
Selain itu, penting mempertimbangkan biaya pengiriman bahan baku tersebut, khususnya jika Anda tidak membelinya sendiri dan mengandalkan pengiriman dari penjual. Anda juga perlu memperhitungkan setiap biaya tambahan seperti biaya listrik, gas, dan lain-lain sampai produk tersebut sampai ke tangan konsumen.
7. Commercialization
Selanjutnya, produk yang bagus tidaklah cukup, anda perlu menyiapkan strategi marketing yang tepat. Di tahap ini, Anda perlu mencari cara mengenalkan produk ke pasar.
Umumnya, biaya pemasaran dipisahkan dengan biaya produksi supaya proses pengenalan produk bisa maksimal. Anda juga bisa mencoba menggunakan sejumlah taktik berikut:
- Bagikan informasi peluncuran produk di media sosial atau langsung ke email konsumen
- Gunakan jasa influencer atau terapkan strategi affiliate marketing
- Bagikan produk secara gratis, bisa melalui kuis atau kontes
- Dapatkan testimoni dari konsumen awal dan bagikan informasinya
Nah itu dia tujuh tahapan product development yang perlu Anda ketahui untuk menciptakan produk ideal. Jika Anda sudah lama terjun ke dunia bisnis, mungkin Anda sudah melakukan tahap-tahap tersebut tanpa menyadari istilahnya. Bagi Anda yang baru berbisnis, informasi tersebut akan sangat membantu. Menarik ya!