Setiap website harus memiliki 'call to action', suatu panggilan yang kita harapkan bisa membuat pengunjung melakukan suatu tindakan. Tapi bagaimana kita mendorong pengunjung untuk bertindak? Bagaimana kita membuat panggilan yang efektif untuk pengunjung melakukan tindakan?
Memiliki panggilan yang efektif untuk melakukan suatu tindakan merupakan bagian penting dari website apapun. Sebuah panggilan untuk melakukan sesuatu tidak hanya terbatas pada website e-commerce, tapi setiap website harus memiliki tujuan yang jelas untuk membuat pengunjung melakukan satu tindakan. Apakah itu mengisi formulir, mendaftarkan diri, mengikuti newsletter atau memberi donasi.
Sebuah panggilan untuk bertindak sebagai:
- Satu titik fokus di website kita
- Sebuah cara untuk mengukur keberhasilan website kita
- Arahan untuk pengunjung
Lalu bagaimana untuk kita membuat 'call to action' yang efektif untuk membuat pengunjung melakukan tindakan? Berikut adalah 10 teknik yang membantu mencapai itu.
1. Fokus pada nilai dari hasil yang bisa didapat setelah bisa melakukan tindakan tersebut
Sebelum pengunjung bersedia untuk menyelesaikan panggilan untuk bertindak mereka harus mengakui adanya kebutuhan. Infomersial selalu melakukan hal ini dengan baik. Sebelum mereka meminta orang untuk menanggapi sesuatu, mereka mulai dengan mengidentifikasi satu masalah. Mereka kemudian menyajikan produk yang dapat memecahkan masalah itu.
Kita juga perlu mengkomunikasikan manfaat melakukan tindakan tersebut. Apa yang akan pengunjung bisa dapatkan dari melakukan tindakan tersebut?
Ambil contoh Skype. Di atas Download panggilan mereka untuk bertindak mereka membuat manfaat melakukan begitu jelas:
Namun berhati-hati! Kadang-kadang ketika kita terburu-buru untuk membuat satu 'call to action', kita bisa membuat panggilan itu tidak jelas. Di bagian atas homepage Skype itu tidak jelas kenapa kita harus mendownload Skype. Walaupun design untuk bermain denga emosi pengunjung, tapi tidak 'call to action'nya tidak jelas.
2. Jawab pertanyaan pengunjung tentang 'call to action' tersebut
Melakukan tindakan yang kita panggil merupakan satu langkah kepercayaan yang dibuat oleh pengunjung kita. Mereka mungkin harus melakukan pembayaran atau memberikan informasi pribadi. Ini berarti mereka kemungkinan besar akan memiliki pertanyaan dan kekhawatiran. Kekhawatiran yang perlu jawaban sebelum mereka mengambil berani untuk mengambil tindakan.
Pengunjung tidak harus susah-susah mencari biaya pengiriman atau kebijakan pengembalian yang tersembunyi. Kita perlu untuk meyakinkan orang-orang yang mau mendaftar ke newsletter bahwa kita tidak akan melakukan spam, dan mereka juga akan ingin tahu seberapa mudah untuk berhenti berlangganan newsletter kita.
3. Memiliki jumlah variasi 'call to action' yang sedikit
Mempunyai fokus sangatlah penting. Terlalu banyak varaiasi 'call to action' akan pengunjung menjadi kewalahan. Studi di supermarket telah menunjukkan bahwa jika pembelanja melihat terlalu banyak pilihan mereka cenderung untuk tidak membeli.
Dengan membatasi jumlah pilihan yang pengunjung bisa lakukan, kita dapat mengurangi tenaga mental yang mereka harus lakukan. Kita harus memandu pengunjung langkah demi langkah. Hal ini berlaku untuk segala sesuatu dari pilihan navigasi dan pilihan tindakan yang bisa diambil.
Jumlah variasi panggilan yang tepat akan bervariasi dari website ke website. Tapi, tidak jangan terlalu banyak jumlah sehingga setiap 'call to action' tidak lagi memiliki ke-istimewaan.
Kita mmbil contoh dari preorder yang baru-baru ini dibuat di Amazon. Kita bisa bisa melihat hanya dua 'call to action'. Masalahnya adalah tidak ada perbedaan yang jelas antara keduanya. Untuk membeli yang manakah yang harus di klik?
4. Pikirkan tentang di mana posisi/lokasi 'call to action' yang tepat
Faktor lain yang penting adalah: posisi 'call to action' pada halaman website. Pada umumnya kita harus menempatkannya tinggi pada halaman atas dan berada di kolom tengah, seperti yang ditunjukkan pada contoh di bawah.
Tetapi berhati-hatilah. Ini tidak menjamin kesuksesan 'call to action', terutama ketika ada gambar wajah di halaman website. Karena wajah menarik perhatian pengunjung dari 'call to action', seperti yang kita bisa lihat di peta pelacakan mata di bawah ini.
Pertimbangkan posisi 'call to action' dan elemen-elemen sekitarnya, terutama bila ada gambar wajah di dekatnya.
Untungnya kita dapat menggunakan ini untuk keuntungan kita juga. Jika wajah dan ajakan untuk dan 'call to action' terkait, hal itu akan membantu pengunjung fokus pada 'call to cation'. Atau jika orang tersebut melihat ke arah 'call to action', ini akan menarik mata pengunjung ke arah 'call to action' tersebut.
Pertimbangkan posisi di dalam perjalanan navigasi website
Jangan hanya mempertimbangkan 'call to action' pada halaman atas. Kita juga berpikir tentang waktu yang tepat untuk meminta pengunjung untuk menanggapi panggilan tesrsebut.
Ketika kita mengunjungi Bonobo untuk membeli t-shirt mereka akan langsung menyajikan popup. Sebuah popup yang dijanjikan kita merupakan diskon sebagai imbalan jika kita memberikan alamat email kita. Masalahnya kita tidak melihat adanya t-shirt pada saat ini. Kita tidak tahu apakah kita menginginkan diskon itu karena kita tidak tahu apakah kita ingin salah satu dari t-shirt yang mereka jual. Mereka telah meminta kita untuk melakukan satu tindakan di waktu yang salah.
5. Gunakan ruang kosong di sekitar 'call to action'
Bukan hanya posisi 'call to action' yang penting, ruang di sekitarnya juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Semakin banyak ruang kosong yang ditempatkan di sekitar 'call to action' akan membuat kita tertarik untuk melihat 'call to action' tersebut. Banyaknya konten di sekitar 'call to action' yang bising akan mengurangi ke efektifan 'call to action tersebut'.
6. Pertimbangkan untuk menggunakan warna ajakan 'call to action'
Warna adalah cara yang efektif untuk menarik perhatian satu elemen. Hal ini terutama berlaku jika sisa website memiliki satu warna tema.
Contoh ini sangtlah baik. Ketia sebagian besar dari website menggunakan warna abu-abu, 'call to action'nya menggunakan warna hijau yang hidup. Perbedaan ekstrim ini meninggalkan pengunjung tidak ragu untuk berfokus ke apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
Tentu saja, jangan hanya melakukan teknik ini, karena banyak pengunjung yang buta warna dan tidak akan bisa melihat kontras warna tersebut.
7. Ketika berbicara tentang 'call to action', ukuran merupakan hal penting
Web desainer sering merasa jengkel dengan klien yang meminta untuk membuat hal-hal yang lebih besar. Memang benar bahwa ukuran bukan segalanya, tapi mereka telah menetapkan bahwa posisi, warna dan ruang putih juga penting.
Tapi kita tidak bisa menyangkal bahwa ukuran 'call to action' berpengaruh langsung terhadap daya efeknya. Semakin besar 'call to action' itu, semakin tinggi kesempatan pengunjung untuk menyadarinya. 'call to action' yang besar juga memungkinkan untuk menambah lebih tulisan yang lebih menarik.
8. Gunakan Kelangkaan untuk Mendorong Suatu Aksi
Pemahaman tentang psikologi akan membuat perbedaan besar terhadap seberapa efektif suatu 'call to action'.
Misalnya, menciptakan rasa buru-buru dengan membatasi stok barang akan mendorong orang untuk segera membeli. Orang-orang benci melewatatkan kesempatan emas! Untuk menciptakan rasa buru-buru dan kebutuhan untuk bertindak sekarang juga, kita bisa pertimbangkan:
- Menawarkan diskon dengan waktu yang terbatas.
- Membatasi jumlah stok.
- Menyorot seberapa banyak dan seberapa cepat orang lain membeli
Booking.com menggunakan ide kelangkaan dengan baik. Mereka menunjukkan kepada kita bahwa beberapa kamar masih tersedia. Kemudian mereka memberitahu kita berapa banyak orang lain yang sedang melihat hotel itu. Ini memaksa kita untuk segera mengambil tindakan. Membuat kita takut jika kita tidak memesan ruangan itu, maka ruangan itu akan diambil oleh orang lain. Ini adalah kekuatan dari kelangkaan.
9. Perhatikan Prosess dan Apa yang Ada Setelah Pengunjung Melakukan Tindakan yang Ditawarkan di 'call of action'
Pertimbangkan apa yang terjadi ketika pengunjung sedang menanggapi 'call to action' kita. Proses selanjutnya juga perlu dilihat sebagai 'call of action' yang berbeda.
Setelah pengunjung melakukan tindakan yang anda inginkan, proses selanjutnya tidak boleh dilupakan. Mungkin proses pendaftaran, pendaftaran newsletter, atau sejumlah langkah yang berbeda. Kita perlu untuk membuat semua ini mudah untuk menghindari gangguan. Gangguan yang mungkin menghentikan pengunjung menyelesaikan proses tersebut.
10. Memiliki 'call to action' pada setiap halaman
Pastikan 'call to action' tidak hanya bisa ditemukan pada homepage kita. Setiap halaman website kita harus memiliki beberapa bentuk 'call to action' yang bisa mengarah pengunjung. Jika pengunjung mencapai halaman buntu mereka akan pergi tanpa melakukan tindakan apa-apa.
'Call to action' utama Berdu adalah untuk mendorong kalian untuk mendaftar untuk newsletter. Untuk memastikan kalian tidak ketinggalan, Berdu telah meletakkannya di bagian bawah setiap halaman website.
'Call to action' tidak perlu sama untuk setiap halaman. Sebaliknya kita dapat menggunakan 'call to action' kecil yang mengarahkan pengunjung untuk melakukan tindakan yang anda inginkan.
Penutup: Waspadalah Jangan Malah Sampai Mengganggu
Sebuah 'call to action' yang baik akan membuat perbedaan besar untuk membuat pengunjung menjadi pelanggan. Dan yang harus diperhatikan adalah jangan sampai kita menggangu mereka dengan dengan 'call to action' yang kita buat.
Kita bisa menggunakannya banyak hal untuk memanipulasi pengunjung untuk mengambil tindakan, seperti membeli. Hal ini terutama berlaku ketika kita menggali ke dalam dunia psikologi, tapi hal ini hanya akan menimbulkan banyak pengunjung yang menyesali tindakan yang mereka ambil, seperti membeli barang di website kita. Pengunjung yang merasa tertipu dan akan menyebarkan banyak komentar negatif di social media, dan komentar ini yang akan merusak penjualan dalam jangka panjang.
Tapi masalahnya tidak berhenti di situ. Dalam keputusasaan untuk menjual sesuatu kita sering mendorong tindakan sampai membuat merasa terganggu. Banyak website mengganggu pengguna dengan popup. Meskipun teknik ini bekerja, tapi ada harga yang harus dibayar, untuk setiap pengguna yang melakukan tindakan yang kita tawarkan, ada sepuluh pengguna lain yang merasa terganggu.
Ketika berbicara tentang 'call to action', harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan hanya fokus pada konversi. Kita juga fokus pada persepsi. Bagaimana 'call to action' merefleksikan merek dan brand kita? Jika kita melakukannya dengan baik dan tidak menganggu pengunjung, maka pengunjung akan membantu menyebarkan tawaran kita di jangka panjangnya.